Tuesday, October 8, 2013

Mendaki Gunung Sia-siakah?

Sebuah artikle di kompasiana.com sedikit banyak memancing penulis untuk mengutarakan pendapatnya









 
Mendaki Gunung, Hobby Yang Sia-sia OPINI | 22 April 2012 | Hobby adalah kesenangan pribadi. Seseorang memiliki kecenderungan melakukan sesuatu untuk kesenangan
dirinya sendiri. Hanya untuk kepuasan dirinya, bukan untuk orang lain. Ada yang hobby menyanyi, menari,
memelihara burung, mengoleksi perangko dan mengumpulkan pentil sepeda. Ada juga hobby yang negatif semisal
menyabung ayam, berjudi, mencopet, mabok dan bergunjing. Hobby balapan liar, memanjat dinding, mengasuh harimau,
termasuk hobby beresiko tinggi. Konon, Saddam Hussein dari Irak memiliki hobby berbahaya, ialah hobby perang. \
Sedangkan mantan Wamen ESDM, Alm. Widjojono S. memiliki hobby mendaki gunung.
Mendaki gunung termasuk hobby yang merepotkan, baik untuk diri-sendiri maupun orang lain. Tidak sebanding dengan
hasil yang diperoleh. Memang kenapa kalau sudah menginjakkan kaki di puncak gunung? Kilimanjaro atau
Himalaya sekalipun? Apa ada gunanya? Paling-paling menancapkan bendera mini tanpa tujuan yang jelas, lalu
berphoto-photo, begitu turun banyak cerita. Soal situasi puncak gunung sampai kandungan bahan tambang di
atas sana, tak kurang-kurang pesawat terbang atau satelit bisa menyajikan informasi, sampai potret lobang
semut bisa kelihatan. Hasil kerja pendaki gunung tak pernah digunakan secara signifikan sebagai dasar
pengembangan ilmu pengetahuan.
Beribu-ribu pendaki gunung di seluruh dunia menemui ajal di lereng gunung demi memuaskan nafsu
petualangannya. Tersesat, terjatuh, digigit ular, dicakar beruang, dan lain sebagainya.
Tulang belulang mereka berserakan di jurang-jurang hingga kini (mungkin). Masih beruntung Wamen ESDM, karena jabatannya yang tinggi semua
pihak segera memberi pertolongan, tanpa memperhitungkan tenaga dan biayanya. Pesawat dan mobil ambulan
segera meluncur. Semua pejabat negara, termasuk Presiden SBY menyampaikan belasungkawa yang mendalam.
Sesungguhnya, itu pekerjaan yang sia-sia.
Innalillahi wa innaailahirraaji’uun…….. *****
Add. Tengkubintang, hobby merokok!

Hobi tiap orang beda-beda,Tidak seru kalau semua orang Hobinya sama.Kenapa penulis hobi naik gunung?
Karena melihat lukisan alam saat sunrise-sunset di puncak gunung itu indahnya tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Meskipun semua itu memang ada di foto-foto / film dokumenter.tapi melihatnya langsung adalah sesuatu yang berbeda.

Seperti quotes dari George Mallory bagi yang bingung mengungkapkan alasan kenapa mendaki gunung.

"Because It's There"

Selain itu menurut penulis mendaki gunung tidak se"Sia-Sia" itu.
Penulis sendiri mendapatkan berbagai manfaat dari mendaki gunung,antara lain :


-Kesehatan, badan jadi fit terus, tidak gampang capek karena biasa di gunung capek-capekan

-Pikiran fresh, setelah penat dengan rutinitas di sekolah abis itu liat pemandangan indah bukan main sepanjang perjalanan terutama di puncak gunung stres jadi ilang.tempat dimana penulis tidak perlu mikirin beban-beban yang menjadi tanggungan penulis selama sekolah.

-Sikap dan kelakuan penulis berubah.Lebih peduli sama temen,Tidak gampang mengeluh.Tidak sombong / sok2an.

-Jadi lebih bisa besryukur sama yang diatas mengingat selama mendaki gunung sering diterpa hujan.Makan seadanya.Tidur seadanya.
Upacara Kemerdekaan RI di PUNCAK MAHAMERU

-Bisa tau sifat asli seorang teman.

-Jadi lebih cinta sama negeri penulis INDONESIA..

-Dan mungkin masih banyak lagi



No comments:

Post a Comment