Sebuah
artikle di kompasiana.com
sedikit banyak memancing penulis untuk mengutarakan pendapatnya
Mendaki Gunung, Hobby Yang Sia-sia
OPINI | 22 April 2012 |
Hobby adalah kesenangan pribadi. Seseorang memiliki kecenderungan melakukan sesuatu untuk kesenangan
dirinya sendiri. Hanya untuk kepuasan dirinya, bukan untuk orang lain. Ada yang hobby menyanyi, menari,
memelihara burung, mengoleksi perangko dan mengumpulkan pentil sepeda. Ada juga hobby yang negatif semisal
menyabung ayam, berjudi, mencopet, mabok dan bergunjing. Hobby balapan liar, memanjat dinding, mengasuh harimau,
termasuk hobby beresiko tinggi. Konon, Saddam Hussein dari Irak memiliki hobby berbahaya, ialah hobby perang. \
Sedangkan mantan Wamen ESDM, Alm. Widjojono S. memiliki hobby mendaki gunung.
Mendaki gunung termasuk hobby yang merepotkan, baik untuk diri-sendiri maupun orang lain. Tidak sebanding dengan
hasil yang diperoleh. Memang kenapa kalau sudah menginjakkan kaki di puncak gunung? Kilimanjaro atau
Himalaya sekalipun? Apa ada gunanya? Paling-paling menancapkan bendera mini tanpa tujuan yang jelas, lalu berphoto-photo, begitu turun banyak cerita. Soal situasi puncak gunung sampai kandungan bahan tambang di
atas sana, tak kurang-kurang pesawat terbang atau satelit bisa menyajikan informasi, sampai potret lobang semut bisa kelihatan. Hasil kerja pendaki gunung tak pernah digunakan secara signifikan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan.
Beribu-ribu pendaki gunung di seluruh dunia menemui ajal di lereng gunung demi memuaskan nafsu petualangannya. Tersesat, terjatuh, digigit ular, dicakar beruang, dan lain sebagainya. Tulang belulang mereka berserakan di jurang-jurang hingga kini (mungkin). Masih beruntung Wamen ESDM,
karena jabatannya yang tinggi semua pihak segera memberi pertolongan, tanpa memperhitungkan tenaga dan biayanya. Pesawat dan mobil ambulan segera meluncur. Semua pejabat negara, termasuk Presiden SBY menyampaikan belasungkawa yang mendalam.
Sesungguhnya, itu pekerjaan yang sia-sia.
Innalillahi wa innaailahirraaji’uun……..
*****
Add. Tengkubintang, hobby merokok!
Hobi tiap
orang beda-beda,Tidak seru kalau semua orang Hobinya sama.Kenapa penulis hobi
naik gunung?
Karena
melihat lukisan alam saat sunrise-sunset di puncak gunung itu indahnya tidak bisa
dilukiskan dengan kata-kata.Meskipun semua itu memang ada di foto-foto / film
dokumenter.tapi melihatnya langsung adalah sesuatu yang berbeda.
Seperti quotes dari George Mallory bagi yang bingung mengungkapkan alasan kenapa mendaki gunung.
"Because It's There"
Selain itu
menurut penulis mendaki gunung tidak se"Sia-Sia" itu.
Penulis sendiri mendapatkan berbagai manfaat dari mendaki gunung,antara lain :
-Kesehatan, badan
jadi fit terus, tidak gampang capek karena biasa di gunung capek-capekan
-Pikiran fresh,
setelah penat dengan rutinitas di sekolah abis itu liat pemandangan indah bukan
main sepanjang perjalanan terutama di puncak gunung stres jadi ilang.tempat
dimana penulis tidak perlu mikirin beban-beban yang menjadi tanggungan penulis selama
sekolah.
-Sikap dan kelakuan penulis berubah.Lebih peduli sama temen,Tidak gampang mengeluh.Tidak sombong / sok2an.
-Jadi lebih bisa
besryukur sama yang diatas mengingat selama mendaki gunung sering diterpa
hujan.Makan seadanya.Tidur seadanya.
No comments:
Post a Comment